Teori Warna dalam Desain Komunikasi Visual


Keberadaan DKV (Desain Komunikasi Visual) sangat lekat dengan kehidupan kita sehari-hari karena ia merupakan salah satu usaha manusia untuk meningkatkan kualitas hidup. Ilmu DKV mempelajari konsep komunikasi visual dan ungkapan daya kreatif yang diaplikasikan dalam berbagai media komunikasi visual dengan mengolah berbagai elemen seperti gambar (ilustrasi), warna, suara, animasi, tipografi, simbolisme, dan layout. Dari kedelapan elemen tersebut, warna merupakan elemen yang paling kuat dan provokatif karena dapat berperan dalam segala aspek kehidupan manusia.

Sumber: s-media-cache-ak0.pinimg.com


Definisi Warna

Pada dasarnya, warna adalah suatu mutu cahaya yang dipantulkan dari suatu objek ke mata manusia. Hal ini menyebabkan kerucut-kerucut warna pada retina berekasi yang memungkinkan timbulnya gejala warna pada objek-objek yang dilihat sehingga dapat mengubah persepsi manusia. Warna bersifat subjektif karena memiliki hubungan yang sangat kuat dengan setiap individu yang melihatnya. Dalam hubungannya dengan pembuatan suatu desain, warna merupakan elemen yang sangat penting dalam peranannya sebagai media pengingat. Warna juga merupakan unsur yang sangat tajam untuk menyentuh kepekaan penglihatan sehingga mampu menstimuli perasaan, perhatian, dan minat seseorang. Lebih lanjut, J. Linschoten dan Drs. Mansyur menguraikan bahwa warna-warna itu bukanlah suatu gejala yang dapat diamati saja, melainkan warna juga memengaruhi kelakuan, memegang peranan penting dalam penilaian estetis, dan turut menentukan suka tidaknya kita akan bermacam-macam benda.


Fungsi Warna

Warna memiliki beberapa kegunaan yang dapat membantu manusia dalam kehidupan sehari-hari. Kegunaan tersebut diantara lain adalah sebagai berikut :

1.     Fungsi Alamiah

        Warna melekat secara alamiah pada objek-objek tertentu yang biasa kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, ketika melihat lautan atau samudera raya maka yang terpikirkan adalah warna biru. Contoh lain, daun yang masih segar identik dengan warna hijau, tomat yang berwarna merah, buah jeruk yang berwarna kuning, rambut orang Asia yang berwarna hitam, dan sebagainya.
          
2.     Fungsi Isyarat

      Dalam keseharian, kita sering melihat adanya tanda atau isyarat yang dapat dengan mudah ditemukan. Misalnya, saat berada di persimpangan jalan, kita melihat lampu lalu lintas yang menunjukkan warna merah, kuning, dan hijau. Masing-masing warna tersebut mempunyai makna tertentu yang disepakati oleh masyarakat secara universal.

3.     Fungsi Pembeda

       Kegunaan warna lain yaitu bisa membedakan antara satu hal dengan hal lainnya. Contoh yang sering kita lihat yaitu dalam pertandingan olahraga. Misalnya, tim Formula 1 Ferrari identik dengan warna merah dan berbeda dengan tim Mercedes Benz yang menggunakan warna silver. Dalam sepakbola, tim Juventus menggunakan seragam bergaris hitam dan putih sementara tim AC Milan memakai seragam bergaris hitam dan merah.

4.     Fungsi Identitas

       Dalam dunia branding, warna sangat berperan dalam mempengaruhi persepsi seseorang. Dalam hal ini, warna bisa berguna sebagai identitas yang membedakan antara merek satu dengan yang lain. Sebagai contoh, logo McDonald yang terkenal dengan lengkungannya yang berwarna kuning emas. Contoh lain, logo Facebook yang menggunakan warna biru, sementara Twitter memakai warna biru muda.

5.     Fungsi Psikologis

        Warna dapat memengaruhi kondisi psikologis seseorang, tergantung warna apa yang dilihat oleh orang tersebut. Sebagai contoh, warna hitam dapat menimbulkan kesan suram atau sedih terhadap orang yang melihatnya. Lalu contoh lainnya, tembok sekolah tingkat taman kanak-kanak ataupun taman bermain umumnya dicat warna-warni agar menimbulkan keceriaan dan semangat pada diri anak sehingga dapat menciptakan suasana belajar yang kondusif.

6.     Fungsi Keindahan / Estetik

      Dengan perpaduan warna yang tepat, suatu hal akan terlihat lebih menarik. Sebagai contoh, sayap kupu-kupu memiliki berbagai perpaduan warna sedemikian rupa sehingga ia terlihat indah. Hal tersebut menunjukkan bahwa warna memiliki nilai fungsi estetik.

7.     Fungsi Struktural

        Dalam desain grafis, warna dapat berfungsi mengarahkan pembaca pada informasi yang sifatnya penting. Informasi itu diurutkan secara struktural berdasarkan tingkat kepentingan, yaitu mulai dari informasi yang paling penting hingga informasi yang kurang penting. Selain itu, warna dapat memisahkan antara informasi satu dengan informasi lainnya agar tidak tumpang tindih.


Klasifikasi Warna

Sir David Brewster membagi warna menjadi tiga kelompok warna, yaitu warna primer, sekunder, dan tersier. Warna primer adalah warna yang menjadi pedoman setiap orang untuk menggunakannya, terdiri dari warna merah, kuning, dan biru. Warna sekunder adalah warna yang merupakan percampuran antara warna primer, contohnya yaitu warna ungu adalah campuran dari warna biru dan merah. Warna tersier adalah percampuran antara warna sekunder dengan primer, contohnya percampuran warna ungu dan merah akan menghasilkan warna magenta.      

Sumber: cdn.dick-blick.com

Dimensi Warna
Sumber: www.uwgb.edu

Menurut Edith Anderson Feisner, setiap warna memiliki 4 dimensi, yaitu :
  1. Hue, yaitu istilah untuk menunjukkan nama dari suatu warna seperti merah, biru, hijau, dan warna lainnya.
  2. Value, yaitu dimensi kedua dari suatu warna yang berkaitan dengan terang-gelapnya warna. Contohnya adalah tingkatan warna dari putih ke hitam.
  3. Intensity atau Chroma, yaitu dimensi yang berhubungan dengan cerah atau suramnya warna.
  4. Temperature, yaitu dimensi yang berhubungan dengan panas dinginnya suatu warna.
     


Sifat Warna

Warna mempunyai sifat yang memberikan kesan panas atau dingin, warna panas adalah kelompok warna yang mengandung banyak unsur warna merah dan kuning (warna yang mirip api dan matahari), sedangkan warna dingin adalah kelompok warna antara biru, hijau. Kombinasi warna-warna panas memberikan kesan energik, agresif, aktif, dinamis di mana kombinasi warna-warna ini menuntut perhatian dan cepat melelahkan mata. Sementara warna-warna dingin lebih menenangkan, menyejukan, memberi kenyamanan, dan mata tidak mudah lelah.

Sumber: tommybeautypro.wordpress.com


Psikologi Warna

Sumber: www.conversioner.com
Warna memberikan ekspresi kepada pikiran atau jiwa manusia yang melihatnya. Sebab itu warna juga menentukan karakter serta dapat menjadi sarana yang memengaruhi kondisi manusia dalam berbagai perasaan dan emosi. Secara khusus, warna dapat mengangkat mood dan meningkatkan energi, menenangkan dan rileks, meningkatkan atau menurunkan selera seseorang. Istilah psikologi warna digunakan untuk mengartikulasi persepsi manusia terhadap warna yang terlihat oleh mata. Setiap warna akan memberikan kesan dan kemudian dipersepsikan secara unik oleh pikiran orang yang sedang melihatnya. Sean Adams menjelaskan beberapa sifat dan kesan yang ditimbulkan oleh warna, yaitu sebagai berikut :

  • Merah : Hasrat, amarah, perhentian, perkelahian, cinta, darah
  • Biru  : Pengetahuan, nyaman, tenang, damai, dingin
  • Hijau : Kesuburan, uang, kesehatan, kesuksesan, pertumbuhan
  • Kuning :Kegembiraan, kecerdasan, peringatan, pengecut, muda
  • Ungu : Mewah, kebijaksanaan, kerohanian, imajinasi
  • Jingga : Kreativitas, kehidupan, unik, energi
  • Abu-abu : Netral, tidak berpihak, bimbang, ragu-ragu, samar
  • Putih : Kesempurnaan, kesucian, pernikahan, bersih, kebaikan
  • Hitam : Ketakutan, negatif, kematian, kejahatan, kerahasiaan


Kesimpulan

Warna tidak dapat dipisahkan dengan dunia desain bahkan dari kehidupan kita sehari-hari. Warna dapat membentuk ekspresi jiwa dan keragaman bahasa komunikasi. Dengan adanya prinsip dan filosofi warna, kita bisa mengimplementasikan karya desain dalam berkomunikasi secara visual. Setiap warna menimbulkan kesan yang berbeda-beda. Dengan memahami berbagai hal mengenai warna akan memudahkan kita untuk mendapatkan pandangan yang tepat mengenai tata warna itu sendiri. Sebab nuansa warna yang ditimbulkan oleh warna itu sendiri sangat banyak macamnya dan kesan yang ditimbulkan pun sangat beragam. Dari berbagai macam warna yang ada, warna yang paling dasar adalah merah, biru, dan kuning. Kemudian dari ketiga warna dasar tersebut dapat dicampurkan dalam perbandingan-perbandingan tertentu untuk menghasilkan berbagai macam warna lainnya.



Sumber :
Bite Brands. 2015. Fungsi-fungsi Warna. Diambil dari: http://www.bitebrands.co/2015/04/fungsi-fungsi-warna.html. Diakses 24 September 2016.

Mangkoko. 2016. Psikologi Warna, Biarkan Warna Berbicara. Diambil dari: http://mangkoko.com/ruang_baca/psikologi-warna-biarkan-warna-berbicara. Diakses 24 September 2016.

Nugroho, Sarwo. 2015. Manajemen Warna dan Desain. Yogyakarta: Andi.

Sawa, Bartholo Bush. 2014. Teori Warna Sebagai Unsur Penting Dunia Desain. Diambil dari: http://www.dumetschool.com/blog/Teori-Warna-sebagai-Unsur-Penting-Dunia-Desain. Diakses 24 September 2016.

Tinarbuko, Sumbo. 2007. Dekave: Berkomunikasi Lewat Tanda (Visual). Diambil dari: http://dgi-indonesia.com/dekave-berkomunikasi-lewat-tanda-visual. Diakses 24 24 September 2016. 

Wahidiyat, Mita. 2014. Warna Sebagai Emosi (Pengantar). Diambil dari: http://dkv.binus.ac.id/2014/09/08/warna-sebagai-emosi-pengantar. Diakses 24 September 2016.

Wijanarko, Lizard. 2010. Kontribusi Warna Bagi Kehidupan dan Karya Desain Komunikasi Visual. Diambil dari: http://www.ahlidesain.com/kontribusi-warna-bagi-kehidupan-dan-karya-desain-komunikasi-visual.html. Diakses 24 September 2016.



    .

    Unknown

    Hi there! You just read Teori Warna dalam Desain Komunikasi Visual. Thank you for stopping by, hope you enjoy & find this article useful+helpful. Cheers! ☺♥

    No comments:

    Post a Comment

    Ada komentar? Silakan tulis dengan sopan ya.. Terimakasih ☺

    Powered by Blogger.